Jumat, 28 Oktober 2011

[Kultum] Save Our Earth

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Yang terhormat Panitia. Yang terhormat Bapak/Ibu Guru. Yang terhormat teman-teman Peserta. Untuk mengawali jumpa kita pada saat yang penuh kecerian ini, marilah kita memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat-Nya kita sekalian bisa hadir, tanpa ada halangan suatu apapun.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW., karena beliaulah yang memperjuangkan Islam, sehingga kita bisa membedakan perkara yang haq dan bathil, sehingga menjadi muslim, berkat hidayah Allah. Semoga kita termasuk umat beliau yang setia mengikuti ajarannya. Tak lupa lupa juga, saya ucapkan terima kasih kepada panitia atas kesempatan yang diberikan sehingga saya bisa berdiri di tempat ini untuk membawakan kultum berjudul Save Our Earth.
Rekan-rekan dan hadirin yang saya cintai.

Kondisi bumi yang semakin hari semakin tua, belum juga menyadarkan kita bahwa bumi adalah karunia yang juga merupakan tanggung jawab bersama. Seiring dengan semakin rentanya, kerusakan justru harus ditanggungnya, padahal meski usia bumi dapat kita hitung semenjak keberadaannya, namun hingga saat ini tak seorang pun dapat memperkirakan hingga kapan bumi mampu bertahan dari sakit kerasnya.

Akhir-akhir ini sering terjadi bencana alam yang melanda kota, desa dan kampung, merusak bangunan, harta benda bahkan meminta korban jiwa yang tidak sedikit. Tanah longsor, banjir bandang, sungai meluap, kebakaran hutan, kekeringan dan lain sebagainya. Jika diteliti ternyata semua bencana itu bersumber dari ulah segelintir orang yang tidak bertanggung jawab.

Rekan-rekan dan hadirin yang saya cintai

Betapa tidak, kerusakan melanda bumi di hampir seluruh penjurunya, keluhan-keluhan pun sudah sering disampaikan oleh bumi melalui bencana-bencana yang tersebar di mana-mana. Bahkan, tidak dapat dimungkiri bahwa sekecil apa pun kerusakan yang kita perbuat hari ini, bisa dipastikan dampak bencana yang akan muncul hanya dalam hitungan hari. Semua kejadian ini telah diingatkan Allah 14 abad yang lalu melalui firman-Nya dalam surat Ar Rum ayat 41:

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”

Rekan-rekan dan hadirin yang saya cintai

Kita sebagai manusia yang semakin hari semakin pandai, bukannya tidak sadar akan hal ini, berbagai upaya dilakukan untuk berusaha melindungi satu-satunya harta yang akan diwariskan kepada generasi selanjutnya kelak. Bukan hanya itu, seruan-seruan untuk ikut berpatisipasi dalam mengantisipasi bencana pun dilancarkan semata-mata demi melindungi tempat berpijak kita ini.

Ada banyak pihak yang prihatin dan dengan besar hati serta antusias menyingsingkan lengan bajunya, bertindak, sekecil apa pun untuk bumi yang mereka cintai. Namun, usaha orang-orang mulia ini tidak diamini oleh sebagian besar penduduk planet ini. Sebab, pada kenyataannya justru mereka yang tidak pedulilah yang lebih besar jumlahnya daripada yang prihatin akan apa yang tengah terjadi.

Rekan-rekan dan para hadirin yang saya cintai.

Tidak sulit, sungguh tidaklah sulit untuk memulai untuk menyelamatkan bumi kita. Misalnya, dengan hal yang paling sederhana; tidak membuang sampah sembarangan, mematikan keran air selagi kita membubuhi sabun saat mencuci piring, mengurangi penggunaan tisu, listrik, serta mengurangi penggunaan barang-barang yang sulit didaur ulang, menanam pohon di lingkungan sekitar.

Tidaklah sepantasnya kita yang telah diberi kemudahan mendapatkan informasi ini serta-merta menutup mata dan telinga apalagi sampai membutakan hati dari segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Semantara dengan sepenuh kesadaran, kita tahu bahwa bumi ini adalah tanggung jawab kita bersama sebagai khalifahnya. Bisakah kita hanya menutup mata dan pura pura buta? masihkah hati nurani kita peduli terhadap alam?

Rekan-rekan dan para hadirin yang saya cintai.

Sebagai rasa kepedulian terhadap alam, marilah kita semua mulai memikirkan masa depan planet ini. Marilah kita menghijaukan kembali bumi ini dengan menanam pohon di lingkungan sekitar kita. Ungkapan “mulailah dari diri kita sendiri” harus kita pegang teguh. Dengan mulai menanam pohon di lingkungan kita sendiri akan melecut semangat young generation lainnya untuk ikut prihatin dengan nasib bumi ini sehingga mereka juga ikut berpartisipasi untuk menanam pohon. Mari kita wariskan bumi kita yang hijau kepada anak cucu kita kelak. Save Our Earth!

Cukup sekian apa yang saya sampaikan. Mohon maaf jika ada kesalahan atau kata-kata yang kurang berkenan. Saya ucapkan terima kasih. Hadaanallaahu Waiyyakum Ajma’iin. Akhirul Kalaami, Wassalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

0 komentar:

Posting Komentar