Rabu, 06 Oktober 2010

Allah Menyelamatkannya Ketika Ia Telah Siap Mati

                Alkisah, hiduplah seorang pemuda keturunan India bernama Abdul Aziz. Ia seorang penjahit pakaian pasukan Inggris pada masa pendudukan Inggris di Mesir. Akhlaknya sangat baik dan ia dikenal sebagai orang yang saleh dan amanah.
                Pada suatu hari, ia dipanggil oleh salah seorang istri perwira untuk menjahit. Tanpa bisa menolak, ia pun datang ke rumah istri perwira itu. Dalam dunia militer, membantah perintah adalah sebuah kesalahan besar, apalagi saat itu membantah perintah bisa diartikan sebagai pembangkang terhadap pendudukan Inggris atas Mesir.
               Ketika si penjahit sampai di rumah sang perwira, ternyata istri perwira itu sedang sendirian. Melihat pemuda India yang tampan dan sopan itu di dalam rumahnya, istri perwira Inggris tersebut jatuh hati. Ia pun merayu si pemuda itu untuk bersedia memenuhi hasratnya.
                Namun Abdul Aziz menolak dan berusaha sekuat tenaga menasehati perempuan yang terus menggodanya itu. Dan si istri perwirapun semakin keras memaksanya untuk melayaninya. Ketika Abdul Aziz tak mempan dirayu, perempuan Inggris itu akhirnya mencabut pistol dan menodongkannya ke dada Abdul Aziz seraya mengancam, “Satu tembakan saja dan kamu akan mati. Aku tinggal berkata bahwa aku terpaksa menembakmu karena kamu telah menyerangku di rumahku. Nilaimu saat ini hanyalah seperti sebutir peluru.”
                Tetapi Abdul Aziz, pemuda saleh itu tetap teguh pada pendiriannya. Di dalam hati ia berguman, “Apa ruginya jika aku syahid, bukankah itu lebih baik daripada harus mati dalam keadaan busuk karena zina?” Abdul Aziz kemudian memejamkan matanya bersiap-siap meyambut kematian yang telah membayang di hadapannya. Mulutnya mengucapkan kalimat syahadat “TIADA TUHAN SELAIN ALLAH DAN MUHAMMAD ADALAH RASULULLAH.”
                Mendengar kalimat yang diucapkan Abdul Aziz, tiba-tiba istri perwira itu bergetar, tangannya lunglai, dan pistol dalam gengamannya jatuh. Perempuan itu menyadari bahwa ia telah “kalah perang”. Ia lalu mendorong tubuh pemuda India itu dengan kedua tangannya. Dan si pemuda saleh itupun segera pergi meninggalkan perempuan Inggris yang nista itu. Subhanallah... jika seandainya kita mengalami sepeti itu akankah kita berbuat demikian sepeti yang dilakukan Abdul Aziz. Insyaallah...


Disadur dari Buku “....., Maka Allah Pelindung Kita”

0 komentar:

Posting Komentar